Selasa, 14 Desember 2010

Wahai Nabi Yang Mulia

Posted by ayub 06.50, under | No comments


bila saja aku ada di sana, di kota tempat purnama dakwahmu pertama menyibak gelap ketolololan pagan.
akankah aku rela menerima derita dera dari mereka, dan kukuh bersamamu... wahai yang teguh dalam derita dakwah?
ataukah aku adalah salah seorang yang menyiksa sahabat muliamu?..

bila saja aku ada di sana, di balik bebukitan kota cahaya, Yatsrib, apakah aku juga akan bersama mereka yang menyanyikan syair rindu baigmu, purnama dari tsaniatul wada'?... akankah aku juga berebut memberimu tempat tinggal?
apakah aku juga akan berlinang air mata haru untukmu kekasih yang mencinta kami sepenuh hati?.
ataukah aku adalah salah seorang yang menggerutu penuh dengki, takut kehilangan pengaruh?

bilakah aku ada disana, di lembah uhud yanvg bergejolak,,, apakah aku juga kan ikut menjadikan tubuhku tameng bagi jasad muliamu??..
atau akulah laknat yang garang mencarimu untuk kutebas?

wahai yang kurindu dalam ketidak-pantasanku....
yang kucinta dengan hatiku yang berlumur dosa....
wahaii yang telah meminta separuh siksa sakratul maut ummatnya...
yang hingga ajal masih merintih penuh khawatir pada ummatnya,,,
wahai sang pembawa rahmat, sang pembawa cinta...

lihatlah manusia hina ini. di sinilah aku, terseok-seok mencoba mengikuti langkah agungmu dan para sahabatmu.
di sinilah aku, berabad sejak kau berhijrah...
aku kebingungan dalam gulita fitnah, tercekik pekat ujian iman....
wahai Rasulullah yang di cintai semesta, padamu bahkan malaikat bersholawat,,, dan aku, kapan aku terakhir bersholawat atasmu?

Senin, 13 Desember 2010

Bahagia Dengan Ketidak tahuan

Posted by ayub 07.27, under | No comments

oleh Ayub El-marhoum pada 05 Oktober 2010 jam 12:18

Inilah asyiknya hidup. Ketika kau baru bangun tidur dan bentangan misteri tersaji di hadapmu. Menunggumu untuk menyibaknya, mengalaminya.
Mau tidak mau, kamu harus menyibaknya. Siap tidak siap kamu harus mengalaminya. Dunia yang dinamis ini takkan sudi mengizinkanmu untuk kembali ke kasur, tidur, dan tak mau menghadapinya. Pun jika kamu tetap nekat melakukan itu, lilit lilit realitas akan memaksamu bangun.
Jadi kawan, agar ini menjadi asyik, nikmatilah. Jika kamu pelajar penuntut ilmu misalnya, maka ketika kelopakmu membuka, penasaranlah, bergairahlah, bertanya-tanyalah ilmu baru apa yang menantimu untuk kamu lahap. Jika demikian, kamu akan mekar seumpama kembang api yang meledak, menghamburkan kemilau indah di gelap misteri hidup ketika satu lagi "rahasia ilmu baru" berhasil kau uangkap, satu lagi tirai berhasil kamu singkap.
Tuhan memang begitu mencintaimu. Salah satu buktinya ia tidak membiarkanmu tahu apa yang akan terjadi. Bayangkan jika kamu sudah tahu akan mendapatkan berkah indah, akhh. . .dimana letak kegembiraannya??. Bukankah salah satu komponen klimaks bahagia adalah surprisingmu ketika tiba-tiba tanpa kamu duga sebuah anugrah menghampirimu??.
Mungkin kamu bertanya-tanya, lalu bagaimana dengan kejadian buruk yang menimpa?, bukankah akan lebih baik jika kita memang sudah tahu, lalu bersiap-siap sebelum ia datang?, hehehe, pertanyaan inilah yang dieksploitasi para pengasong syirik murahan di televisi!..
Inilah bukti bahwa Tuhan sangat mencintai kita, Ia juga menghargai kita sebagai satu-satunya yang Ia anugrahi akal. Memangnya kamu pikir apa fungsi akal?, ia adalah pemberian luar biasa yang memungkinkanmu mengambil pelajaran dari hal-hal buruk yang tlah kamu alami, agar kelak kamu tidak usah mengalaminya lagi, lalu jika kamu memang telah mengetahui akan dapat sial dan mempersiapkan diri, lalu kapan akal itu kamu pergunakan??. Makanya Rasul mewantiwanti kita bahwa jika ingin beruntung lebih baiklah dari kemarin, caranya, Yaa dengan belajr dari hal hal buruk yang menimpamu kemarin hehe.
Lagipula kawan, bayangkan jika kamu memang telah mengetahui akan dapat sial. Kamu pasti akan sangat sibuk membuat antisipasi, belum lagi ketakutan yang menghantuimu sejak matamu terbuka.
Naah, , , jadi, biarlah cuma Mama loreng dan sejenisnya yang merasakan penderitaan itu. Hehe, belum lagi kalo penerawangannya tidak tepat, sudah senang senang karena yakin akan beruntng eh,, tidak jadi kecele deh. Sudah capek cpek buat tindakan antisipatif, sudah tersiksa cemas karena yakin akan sial, elaah tidak ada ternyata, rugikan?